Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran
19.52
Ada beberapa prinsip umum dalam
evaluasi pembelajaran, yaitu:
a. Prinsip komprehensif
Prinsip komprehesif adalah evaluasi
hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dilaksanakan
secara bulat,, utuh dan mennyeluruh. Artinya evaluasi pembelajaran tidak boleh
dilakukan secara terpisah-pisah, harus dapat mencakup berbagai aspek yang dapat
menggambarkan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik,
yaitu mencakup aspek kognitif atau proses berfikir, afektif atau aspek nilai
dan sikap dan psikomotorik atau aspek keterampilan. Jika dikaitkan dengan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka evaluasi pembelajaran tidak hanya mengungkap
pemahaman peserta didik, tetapi juga harus dapat mengungkapkan sejauh mana
peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan dalam kehidupan sehari hari..( Anas Sudiijono, Pengantar Evaluasi
Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h.32)
b. Prinsip kontinulitas
(kesinambungan)
Prinsip kontinulitas, yaitu evaluasi
pembelajaran yang dilakukan secara periodic, teratur dan sambung- menyambung.
Dengan evaluas yang dilaksanakan secara teratur, terencana dan terjadwal maka dimungkinkan
diperoleh informasi yang menggambarkan kemajuan atau perkembangan peserta
didik. Hal ini juga dimaksudkan agar pihak evaluator dapat memperoleh kepastian
dalam menentukan langkah atau merumuskan kebijakan yang perlu diambil untuk
masa selanjutnya, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
Anas Sudiijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2009), h.34)
c. Prinsip
objektivitas
Prinsip objektivitas dimaksudkan
bahwa hasil evaluasi pembelajran dikatakan baik jika dapat terlepas dari factor-faktor
yang bersifat sebjektif. Elevator harus senantiasa berfikir dan bertindak
menurut keadaan yang ada, tidak dicampuri adanya kepentingan-kepentingan yang
bersifat objektif.
d. Prinsip
Practicality
Sebuah tes
dikatakan praktis apabila tes itu biaya penyelenggaraannya tidak terlalu mahal,
tidak menyita waktu terlalu lama, mudah dilaksanakan, dan penyekorannya tidak
membutuhkan waktu yang terlalu lama.
e.
Prinsip Reliability
Yang
dimaksud dengan reliable adalah konsisten dan dapat diandalkan. Jika
anda memberi tes yang sama pada siswa yang sama atau mengorelasikan dua buah
perangkat tes yang paralel, dan hasilnya relatif sama, tes itu dikatakan terandal.
Reliabilitas dapat mencakupi reliabilitas antarpenilai dan reliabilitas pelaksanaan.
Reliabilitas antarpenilai akan terjadi apabila hasil penilaian yang dilakukan
oleh beberapa penilai relatif sama.
f.
Prinsip Validity
Validitas
adalah sejauh mana kesimpulan yang kita peroleh dari tes yang kita lakukan
tepat dan bermakna sesuai dengan tujuan penilaian yang diinginkan. Dengan kata
lain tes yang dibuat harus mampu mengukur aspek yang ingin diukur.
g. Prinsip
Authenticity
Authenticity,
yaitu tingkat kesejalanan antara ciri-ciri sebuah tes bahasa dengan fitur-fitur
tugas-tugas yang diberikan kepada siswa. Dengan kata lain, bahan atau tugas
yang diteskan harus mencerminkan kenyataan yang akan dihadapi dalam kondisi
nyata di lapangan.
h.
Prinsip Adil dan objektif
Evaluasi harus
dilakukan secara adil tanpa pilih kasih. Semua peserta didik harus diperlakukan
sama tanpa “pandang bulu”. Evaluasi juga hendaknya dilakkan secara objektif,
apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta didik. Sikap like and dislike,
perasaan, keinginan, dan prasangka yang bersifat negatif harus dijauhkan.
Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya,
bukan hasil manipulasi atau rekayasa.
i. Prinsip Kooperatif
Dalam melakukan kegiatan evaluasi hendaknya
bekerjasama dengan semua pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama guru,
kepala sekolah, termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan
agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut
merasa dihargai.



0 komentar