Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran






Ada beberapa prinsip umum dalam evaluasi pembelajaran, yaitu:
a.     Prinsip komprehensif
Prinsip komprehesif adalah evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dilaksanakan secara bulat,, utuh dan mennyeluruh. Artinya evaluasi pembelajaran tidak boleh dilakukan secara terpisah-pisah, harus dapat mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik, yaitu mencakup aspek kognitif atau proses berfikir, afektif atau aspek nilai dan sikap dan psikomotorik atau aspek keterampilan. Jika dikaitkan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka evaluasi pembelajaran tidak hanya mengungkap pemahaman peserta didik, tetapi juga harus dapat mengungkapkan sejauh mana peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan dalam kehidupan sehari hari..( Anas Sudiijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h.32)
b.    Prinsip kontinulitas (kesinambungan)
Prinsip kontinulitas, yaitu evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara periodic, teratur dan sambung- menyambung. Dengan evaluas yang dilaksanakan secara teratur, terencana dan terjadwal maka dimungkinkan diperoleh informasi yang menggambarkan kemajuan atau perkembangan peserta didik. Hal ini juga dimaksudkan agar pihak evaluator dapat memperoleh kepastian dalam menentukan langkah atau merumuskan kebijakan yang perlu diambil untuk masa selanjutnya, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Anas Sudiijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h.34)
c.     Prinsip objektivitas
Prinsip objektivitas dimaksudkan bahwa hasil evaluasi pembelajran dikatakan baik jika dapat terlepas dari factor-faktor yang bersifat sebjektif. Elevator harus senantiasa berfikir dan bertindak menurut keadaan yang ada, tidak dicampuri adanya kepentingan-kepentingan yang bersifat objektif.
d.    Prinsip Practicality  
Sebuah tes dikatakan praktis apabila tes itu biaya penyelenggaraannya tidak terlalu mahal, tidak menyita waktu terlalu lama, mudah dilaksanakan, dan penyekorannya tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama.
e.     Prinsip Reliability
Yang dimaksud dengan reliable adalah konsisten dan dapat diandalkan. Jika anda memberi tes yang sama pada siswa yang sama atau mengorelasikan dua buah perangkat tes yang paralel, dan hasilnya relatif sama, tes itu dikatakan terandal. Reliabilitas dapat mencakupi reliabilitas antarpenilai dan reliabilitas pelaksanaan. Reliabilitas antarpenilai akan terjadi apabila hasil penilaian yang dilakukan oleh beberapa penilai relatif sama.
f.      Prinsip Validity
Validitas adalah sejauh mana kesimpulan yang kita peroleh dari tes yang kita lakukan tepat dan bermakna sesuai dengan tujuan penilaian yang diinginkan. Dengan kata lain tes yang dibuat harus mampu mengukur aspek yang ingin diukur.
g.    Prinsip Authenticity
Authenticity, yaitu tingkat kesejalanan antara ciri-ciri sebuah tes bahasa dengan fitur-fitur tugas-tugas yang diberikan kepada siswa. Dengan kata lain, bahan atau tugas yang diteskan harus mencerminkan kenyataan yang akan dihadapi dalam kondisi nyata di lapangan.
h.    Prinsip Adil dan objektif
Evaluasi harus dilakukan secara adil tanpa pilih kasih. Semua peserta didik harus diperlakukan sama tanpa “pandang bulu”. Evaluasi juga hendaknya dilakkan secara objektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta didik. Sikap like and dislike, perasaan, keinginan, dan prasangka yang bersifat negatif harus dijauhkan. Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau rekayasa.
i.       Prinsip Kooperatif
Dalam melakukan kegiatan evaluasi hendaknya bekerjasama dengan semua pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai.

Pengertian Evaluasi, Penilaian, Pengukuran, dan Tes




Terdapat empat istilah yang sering disalahartikan dalam kegiatan evaluasi, yaitu evaluasi (evaluation), penilaian (assessment), pengukuran (measurement), dan tes (test).
1.  Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan  pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban  penyelenggaraan pendidikan”. (UUSPN 2003 BAB I Pasal I ayat 21).
Adapun pengertian evaluasi menurut para ahli:
a.     Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003)
Evaluation The systematic process of collecting, analyzing, and interpreting information to determine the extent to which pupils are achieving instructional objectives. Artinya: Evaluasi adalah proses sistematis pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi untuk menentukan sejauh mana siswa yang mencapai tujuan instruksional. (lihat: Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003). Formative Evaluation Through Online Focus Groups, in Developing Faculty to use Technology, David G. Brown (ed.), Anker Publishing Company: Bolton, MA.).
b.    Zainul dan Nasution
Evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. (Lihat : Zainul & Nasution. (2001). Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti).
c.     Suchman  
Evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. (Lihat: Suharsimi Arikunto dan Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: BumiAksara, 2004), h.1-2).
d.    The University of California, Los Angeles (UCLA)
Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya (Stark & Thomas, 1994:12)

2.  Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil  belajar peserta didik (PP. 19/2005 Bab I Pasal 1 ayat 17).
Adapun pengertian penilaian menurut para ahli:
a.   Anas Sudijono
Penilaian adalah menilai sesuatu, yaitu mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dsb. Jadi penilaian itu bersifat kualitatif. (Lihat: Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h.4-5).
b. Angelo T.A.
Classroom Assessment is a simple method faculty can use to collect feedback, early and often, on how well their students are learning what they are being taught. (Artinya: asesmen Kelas adalah suatu metode yang sederhana dapat digunakan untuk mengumpulkan umpan balik, baik di awal maupun setelah pembelajaran tentang seberapa baik siswa mempelajari apa yang telah diajarkan kepada mereka.) Lihat: (Angelo, T.A., (1991). Ten easy pieces: Assessing higher learning in four dimensions. In Classroom research: Early lessons from success. New directions in teaching and learning (#46), Summer, 17-31.)
c.       Kizlik, Bob (2009)
Assessment is a process by which information is obtained relative to some known objective or goal. Assessment is a broad term that includes testing. A test is a special form of assessment. Tests are assessments made under contrived circumstances especially so that they may be administered. In other words, all tests are assessments, but not all assessments are tests. (Artinya : asesmen adalah suatu proses dimana informasi diperoleh berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Asesmen adalah istilah yang luas yang mencakup tes (pengujian). Tes adalah bentuk khusus dari asesmen. Tes adalah salah satu bentuk asesmen. Dengan kata lain, semua tes merupakan asesmen, namun tidak semua asesmen berupa tes). Lihat: Kizlik, Bob. (2009). Measurement, Assessment, and Evaluation in Education.Online: http://www.adprima.com/measurement.htm

d. Overton, Terry (2008)
Assesment is a process of gathering information to monitor progress and make educational decisions if necessary. As noted in my definition of test, an assesment may include a test, but also include methods such as observations, interview, behavior monitoring, etc. (Artinya: sesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi untuk memonitor kemajuan dan bila diperlukan pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan. Sebagaimana disebutkan dalam definisi saya tentang tes, suatu asesmen bisa saja terdiri dari tes, atau bisa juga terdiri dari berbagai metode seperti observasi, wawancara, monitoring tingkah laku, dan sebagainya). Lihat: Overton, Terry. (2008). Assessing Learners with Special Needs: An Applied Approach (7th Edition). University of Texas – Brownsville.
e.  Palomba and Banta(1999).
Assessment is the systematic collection , review , and use of information about educational programs undertaken for the purpose of improving student learning and development (Artinya: asesmen adalah pengumpulan, reviu, dan penggunaan informasi secara sistematik tentang program pendidikan dengan tujuan meningkatkan belajar dan perkembangan siswa). Lihat: Palomba, Catherine A. And Banta, Trudy W. (1999). Assessment Essentials: Planning, Implementing, Improving. San Francisco: Jossey-Bass

3.      Pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Pengukuran memiliki konsep yang lebih luas dari tes. (Lihat: Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h.4-5).
Adapun pengertian pengukuran menurut para ahli:
a.     Alwasilah et al.
Measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performa siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performa siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka. Lihat: Alwasilah, et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry of Education and Culture.
b.    Arikunto dan Jabar
Pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. (Lihat: Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara).
c.     Cangelosi
Pengukuran (Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. (lihat: Calongesi, J.S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung : ITB)

4.  Tes adalah cara atau metode untuk menentukan kemampuan siswa menyelesaikan tugas tertentu atau mendemonstrasikan penguasaan suatu keterampilan atau pengetahuan.
Adapun pengertian test menurut para ahli:
a.       Wayan Nurkencana
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan. Lihat:  Wayan Nurkencana. (1993). Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
b.      Overton, Terry
Test is a method to determine a student’s ability to complete certain tasks or demontstrate mastery of a skill or knowledge of content. Some types would be multiple choice tests or a weekly spelling test. While it commonly used interchangeably with assesment, or even evaluation, it can be distinguished by the fact  that a test is one form of an assesment. Tes adalah suatu metode untuk menentukan kemampuan siswa menyelesaikan sejumlah tugas tertentu atau mendemonstrasikan penguasaan suatu keterampilan atau pengetahuan pada suatu materi pelajaran. Beberapa tipe tes misalnya tes pilihan ganda atau tes mengeja mingguan. Seringkali penggunaannya tertukar dengan asesmen, atau bahkan evaluasi (penilaian), yang mana sebenarnya tes dapat dengan mudah dibedakan berdasarkan kenyataan bahwa tes adalah salah satu bentuk asesmen. (Lihat: Overton, Terry. (2008). Assessing Learners with Special Needs: An Applied Approach (7th Edition). University of Texas – Brownsville).
c.       Sax
a test may be defined as a task or series of task used to obtain systematic observations presumed to be representative of educational or psychological traits or attributes”. Artinya tes dapat didefinisikan sebagai tugas atau serangkaian tugas yang digunakan untuk memperoleh pengamatan-pengamatan sistematis, yang dianggap mewakili ciri atau aribut pendidikan atau psikologis. (Lihat : Sax (1980 : 13)
d.      S. Hamid Hasan
Tes adalah alat pengumpulan data yang dirancang secara khusus. Kekhususan tes dapat terlihat dari konstruksi butir (soal) yang dipergunakan”. Rumusan ini lebih terfokus kepada tes sebagai alat pengumpul data. Memang pengumpulan data bukan hanya ada dalam prosedur penelitian, tetapi juga ada dalam prosedur evaluasi. (Lihat: S. Hamid Hasan (1988 : 7)

PENGERTIAN KURIKULUM PENDIDIKAN





Kurikulum’ dalam bahasa Latin mempunyai kata akar ‘curere’. Kata ini bermaksud ‘laluan’ atau ‘jejak’. Secara yang lebih luas pula maksudnya ialah ‘jurusan’ seperti dalam rangkai kata jurusan peperangan’. Perkataan’kurikulum’ dalam bahasa Inggris mengandungi pengertian ‘jelmaan’ atau  ‘metamorfosis’. Paduan makna kedua bahasa ini menghasilkan makna bahawa perkataan kurikuluin’ ialah ‘laluan dan satu peringkat ke satu peningkat’. Perluasan makna ini memberikan pengertian ‘kurikulum’ dalam perbendaharaan kata pendidikan bahasa Inggris sebagai jurusan pengkajian yang diikuti di sekolah.(Kliebard, 1982)
Secara Etimologis Webster’s Third New International Distionery menyebutkan kurikulum berasal dari kata curere dalam bahasa latin Currerre yang berarti : 1. Berlari cepat 2. Tergesa-gesa 3. Menjalani . Currerre dikatabendakan menjadi Curriculum yang berarti : 1. Lari cepat, pacuan, balapan berkereta, berkuda, berkaki 2. Perjalanan, suatu pengalaman tanda berhenti 3. Lapangan perlombaan, gelanggang, jalan Berawal dari makna “curere” kurikulum berdasarkan istilah diartikan sebagai “Jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan”. Pengertian tersebut kemudian diadaptasikan ke dalam dunia pendididikan dan diartikan sebagai “Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal hingga akhir program demi memeroleh ijazah” Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi populer sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan.
Adapun secara terminologi, akan dikutip beberapa pendapat dari para pakar dan institusi kependidikan; sebagai berikut:
1.     Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP 2006:5).
2.     Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
Kurikulum didefinisikan  sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada dan setiap tahun pendidikan kegiatan belajar mengajar. (Zaenal Arifin, Pegembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam ( Jogjakarta: DIVA Press, t.th)  h.36.
3.      S. Nasution
Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah (Asep Jihad : 2008: 2)
4.     Saylon J. Galen dan William N. Alexander
Kurikulum adalah keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung di kelas, dihalaman maupun luar sekolah (Asep Jihad, 2008: 1)
5.     Ralp Tyler
Kurikulum adalah semua pelajaran- pelajaran murid yang direncanakan dan dilakukan oleh pihak sekolah untuk mencapai tujuan- tujuan pendidikannya (Asep Jihad, 2008: 1).
6.     Ronald C. Doll (1974)
“ …the curriculum has changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or direction of school.
7.     Hilda Taba (1962)
A curriculum usually contains a statement of aims and of specific objectives; it indicates some selection and organization of content; it either implies or manifests certain patterns of learning and teaching, whether because the objectives demand them or because the content organization requires them. Finally, it includes a program of evaluation of the outcomes”. Pengertian kurikulum menurut Hilda Taba menekankan pada tujuan suatu statemen, tujuan-tujuan khusus, memilih dan mengorganisir suatu isi, implikasi dalam pola pembelajaran dan adanya evaluasi.
8.     Unruh dan Unruh (1984)
Curriculum is defined as a plan for achieving intended learning outcomes: a plan concerned with purposes, with what is to be learned, and with the result of instruction”(kurikulum merupakan suatu rencana untuk keberhasilan pembelajaran yang di dalamnya mencakup rencana yang berhubungan dengan tujuan, dengan apa yang harus dipelajari, dan dengan hasil dari pembelajaran).
9.     Olivia (1997)
The curriculum as a program, a plan, content, and learning experiences, whereas we may characterize instruction as methods, the teaching act, implementation, and presentation”. Olivia termasuk orang yang setuju dengan pemisahan antara kurikulum dengan pengajaran dan merumuskan kurikulum sebagai a plan or program for all the experiences that the learner encounters under the direction of the school.
10.                        Dool (1993)
Education and curriculum have borrowed some concepts from the stable, nonechange concept - for example, children following the pattern of their parents, IQ as discovering and quantifying an innate potentiality. However, for the most part modernist curriculum thought have adopted the closed version, one where - trough focusing - knowledge is transmitted, transferred. This is, I believe, what our best contemporary schooling is all about. Transmission frames our teaching-learning process”.
11.                        Romine (1954)
Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences wich pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not.” Implikasi perumusan di atas adalah sebagai berikut: 1. Tafsiran tentang kurikulum bersifat luas, karena kurikulum bukan hanya terdiri atas mata pelajaran (courses), tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi tanggung jawab sekolah. 2. Sesuai dengan pandangan ini, berbagai kegiatan di luar kelas (yang dikenal dengan ekstrakurikulum) sudah tercakup dalam pengertian kurikulum. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan antara intra dan ekstrakurikulum. Begitu pula halnya dengan college preparatory curriculum, vocational curriculum, dan geral curriculum, semuanya sudah tercakup dalam pengertian kurikulum seperti yang dikemukakan tadi. 3. Pelaksanaan kurikulum tidak hanya dibatasi pada keempat dinding kelas saja, melainkan dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 4. Sistem penyampaian yang digunakan oleh guru disesuaikan dengan kegiatan atau pengalaman yang akan disampaikan. Oleh karena itu, guru hanya mengadakan berbagai kegiatan belajar mengajar yang bervariasi, sesuai dengan kondisi siswa. 5. Tujuan pendidikan bukanlah untuk menyampaikan mata pelajaran (courses) atau bidang pengetahuan yang tersusun (subjetc), melainkan pembentukan pribadi anak atau belajar cara hidup di dalam masyarakat.
Pendapat ini mengemukakan tafsiran kurikulum dalam arti luas, dimana kurikulum tidak hanya terdiri atas mata pelajaran (courses), tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi tanggung jawab sekolah. Sesuai dengan pendapat ini, berbagai kegiatan di luar kelas (yang dikenal dengan ekstrakurikulum) sudah tercakup dalam pengertian kurikulum. Oleh karena itu tidak ada pemisah antara intra dan ektstrakurikulum.

Popular Posts

Like us on Facebook